Sabtu, 30 Maret 2019

PERMASALAHAN PADA DUNIA REMAJA


pasang iklan

Menelisik Permasalahan Pada Fase Krisis Dunia Remaja Untuk Menanggulangi Pergaulan Bebas Di Bangku Sekolah

Masa remaja merupakan salah satu fase krisis sebagai bentuk peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Banyak tantangan baru yang harus dilakukan pada masa remaja, sehingga dapat memungkinkan terjadi banyak hal yang rawan terjadi pada fase ini. 

Adanya perubahan fisik yang sangat pesat pada masa remaja juga mengakibatkan mereka lebih sensitif dengan bentuk tubuhnya. Pertumbuhan fisik ini juga berpengaruh pada perkembangan psikis dan psikososial pada diri remaja. 

Fase perubahan psikososial terbagi menjadi tiga fase, diantaranya:

Periode pertama pada remaja awal (early adolescent) yang terjadi pada usia 12-14 tahun yang dapat ditandai dengan adanya perubahan fisik yang sangat pesat dan signifikan dengan kondisi emosional yang masih terlihat sangat labil. Sehingga pada fase ini, remaja sangat rentan mengalami adanya krisis identitas serta lebih mengedepankan hubungan peer group untuk mencari-cari identitas diri yang sesungguhnya. 

Periode kedua middle adolescent yang terjadi pada usia 15-17 tahun. Remaja mulai beranjak pada pemikiran-pemikiran terkait masa depan yang berhubungan dengan intelektualitas dan karir. Sehingga pada fase ini mereka akan lebih cenderung mengalami fase sering sedih (moody) dan juga mengalami fase sedih karena ingin terlepas dari seluruh kendali orangtua. 

Periode ketiga late adolescent yang terjadi pada usia 18 tahun, terlihat dengan adanya perubahan yang ditandai dengan tercapainya maturitas fisik secara sempurna dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada fase ini remaja sudah mulai memperhatikan masa depannya, lebih konsisten terhadap minatnya, makin kuatnya identitas diri serta adanya manajemen emosi yang lebih stabil. 

Sehingga, dari pemaparan tiga fase tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa pengaruh peer group akan berpengaruh cukup besar terhadap pola pergaulan di dunia remaja. Pada fase-fase tersebut, remaja akan lebih cenderung mengikuti pola perilaku di sebuah kelompok. Dengan demikian munculnya perilaku merokok, minum-minuman keras, narkoba, dan melakukan hubungan seks bebas akan sangat mudah ditiru dan juga diikuti pada fase ini. 

Dengan demikian, adanya kontrol dan juga pengawasan sangat diperlukan pada fase-fase tersebut guna menghindari segala kemungkinan yang tidak diinginkan. Banyak hal yang dapat dilakukan dalam hal ini seperti, mengedepankan peran orangtua untuk mengawasi segala kegiatan anak degan membangun arah komunikasi yang hangat, efektif, dan humanis.

Selain itu, pentingnya menanamkan pendidikan karakter yang dapat dimulai dari fase kanak-kanak juga dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pertanggungjawaban nilai-nilai yang sesuai dengan norma agama dan juga norma masyarakat. 

Adanya pengawasan dari pihak guru di bangku sekolah juga mempunyai porsi yang tak kalah penting. Dimana guru diharakan dapat mengayomi serta membimbing seluruh siswa untuk menciptakan lingkar pergaulan yang sesuai dan tidak menyimpang. 

Membuat berbagai kegiatan di sekolah juga dapat dilakukan seperti mengarahkan siswa kepada berbagai kegiatan positif mulai dari kegiatan akademik maupun non akademik. Selain itu, memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang “Sex education” terkait bahayanya pergaulan di dunia remaja yang dapat menambah pengetahuan dan juga wawasan untuk menghindari perilaku yang demikian juga dapat diterapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Pediatri, Sari. 2010. “Adolescent Development (Perkembangan Remaja)”. Jurnal Fakultas Kedokteran UI, Vol. 12, No. 1, Halaman: 21— 29.


pasang iklan

Sabtu, 20 Februari 2016

Laporan praktikum biologi uji kandungan zat makanan - Ardiantikusumawati -



TUGAS PRAKTIKUM BIOLOGI
Uji Kandungan Zat Makanan


Disusun oleh:
Afdhila Khusnilawati                 {02}
Ardianti Kusumawati                 {06}


SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016



1.      Tema
Laporan uji kandungan pada makanan
2.      Tujuan

o   Mengetahu zat-zat makanan dalan beberapa zat makanan. Menguji kandungan amilum, glukosa, protein, dan lemak pada berbagai makanan
o   Dapat mengetahui kandungan zat makanan yang di teliti

3.     Landasan Teori

A.    Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Makanan dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidup dan menjalankan aktivitasnya. Fungsi makanan antara lain mnyediakan materi yang di butuhkan oleh tubuh untuk tumbuh serta memperbaiki tubuh yang rusak.
Sebelum dimanfaatkan oleh tubuh makan harus di pecah terlebih dahulu.zat-zat makanan adalah substansi yang dalam makanan yang di butuhkan tubuh untuk menjalankan proses-proses metabolisme. Zat makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin.Kita memerlukan makanan dalam jumlah yang tepatdan mengandung zat nutrisi lengkap, seperti karbohidrat, lemak, protein, air, mineral dan vitamin.
Kekurangan salah satu atau lebih zat diatas dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan gangguan pada tubuh. Sebaliknya kelebihan zat makan juga tidak baik bagi kesehatan. Keadaan tubuh dimana komposisi zat makanan tidak seimbang disebut malnutrisi. Hal tersebut karena kebanyakan dari mereka tidak mengetahui pasti bahan makanan apa saja yang mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh mereka. Oleh karena itu, diadakan praktikum untuk mengetahui kandungan karbohidrat, protein, lemak dan glukosa dalam berbagai bahan makanan.


       DASAR TEORI

1.      Karbohidrat
Karbohidrat dapat menghasilkan kalori atau energi. Selain pada nasi dan sagu, kandungan karbohidrat banyak dijumpai karbohidrat hanya dapat diperoleh dari tumbuhan. Karbohidrat tersimpan dalam tubuh tumbuhan dan merupakan hasil sintesis senyawa anorganik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O menjadi senyawa organik.
Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam makanan dapat di uji dengan lugol, Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.
Amilum merupakan karbohidrat dari golongan polisakarida, sedangkan glukosa merupakan karbohidrat dari golongan monosakarida. Fungsi karbohidrat yang utama sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu sebagai penghasil energi.

2.      Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, O (karbon, hidrogen, dan oksigen) dan kadang-kadang P dan N (fosfor dan nitrogen). Lemak tidak dapat larut alam air, melainkan larut dalam kloroform, eter, dan minyak tanah. Sumber lemak bisa berasal dari tumbuhan yang disebut lemak nabati. Lemak nabati bisa diperoleh dari makanan, antara lain kelapa, minyak kelapa, kacang-kacangan, kedelai, avokad, zaitun, dan lain-lain. Adapun sumber lemak yang berasal dari hewan disebut lemak hewani. Lemak hewani bisa diperoleh dari daging, susu, mentega, telur, ikan, dan sebagainya.
Kebutuhan lemak setiap hari untuk seseorang kurang lebih 1 gram setiap kilogram berat badan.Tetapi kebutuhan ini berbeda-beda, tergantung usia, aktivitas, dan suhu. Anak-anak lebih sedikit membutuhkan lemak daripada orang dewasa. lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Untuk mengetahui dan membuktikan ada tidaknya kandungan lemak dalam makanan dapat di uji dengan kertas buram, jika setelah kertas kering terdapat noda transparan maka dapat dikatakan makanan yang di uji mengandung lemak.


       3.      Protein
Protein merupakan senyawa organik kompleks yang terdiri atas unsur C, H, O dan kadang-kadang mengandung unsur S dan P (belerang dan fosfor).  Jenis protein ada dua, yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain berasal dari ikan, susu, daging, telur dan lain-lain, sedangkan protein nabati diperoleh dari biji-bijian, kacang-kacangan, dan juga sayuran. Protein hewani lebih baik daripada protein nabati karena mengandung asam-asam amino esensial yang lengkap, baik macam dan jumlahnya, sehingga disebut protein yang sempurna. Protein nabati kurang sempurna karena walaupun mengandung asam amino esensial yang lengkap tetapi jumlahnya sedikit, sehingga jumlahnya tidak dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan tubuh.
Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh, tetapi kebutuhannya berbeda-beda untuk masing-masing orang. Hal ini tergantung dari usia, berat badan, jenis kelamin, wanita hamil, kondisi kesehatan, iklim, dan lain-lain.
Unsur-unsur protein meliputi asam amino. Ada dua macam asam amino, yaitu sebagai berikut.
a.       Asam Amino Esensial
Asam amino esensial tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh, sehingga dapat dicukupi dari makanan yang kita makan. Ada 10 macam asam amino esensial, antara lain: isoleusin, leusin, lisin, metionin, valin, treolin, fenilalanin, triptofan, histidin dan arginin. Arginin dan histidin esensial terutama dibutuhkan pada masa anak-anak.
b.      Asam Amino Non-Esensial
Asam amino ini dapat dibuat sendiri oleh tubuh. Golongan ini terdiri atas 11 asam amino, antara lain alanin, asparagin, asam aspartat, sistin, asam glutamat, sistein, glisin, glutamin, serin, prolin, dan tirosin.
Protein di dalam tubuh dipecah menjadi asam amino dan mengalami serangkaian
proses metabolisme karbohidrat maupun lemak. Penyerapan protein dalam bentuk asam amino berlangsung di jonjot usus.

4.      Glukosa
Glukosa adalah suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat  terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan. Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.



METODOLOGI PENELITIAN

4.      Alat dan Bahan


Alat :

1.      Tabung reaksi
2.      Penjepit tabung reaksi
3.      Plat tetes
4.      Gelas kimia
5.      Lampu spritus
6.      Benedict
7.      Larutan Biuret
8.      Larutan lugol
9.      Kertas Buram
10.  Pipet tetes

B.  Bahan:

1.      Tempe
2.      Mentega
3.      Kuning telur
4.      Air keruh
5.      Cairan berwana putih bening


5.    Cara Kerja

1.      Menumbuk masing-masing bahan makanan yang telah di siapkan pada lumpang porslin.
2.      Menambahkan hasil tumbumbukan dengan aquades/ air hinga berbentuk larutan.
3.      Meneteskan masing-masing larutan pada plat tetes.
4.      Menguji dengan menggunakan reagen benedick, biuret dan lugol
5.      Memperhatikan keadaaan sebelum dan sesudah di tetesi reagen.
6.      Mengamati hasil perubahan warna.
7.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan

Catatan menggunakan reagen :
 
1.    Lugol :
 menetesi bahan makanan dengan 2 tetes larutan lugol dan mengamati perubahan warna yang terjadi

2.    Biuret :
 menetesi bahan makanan dengan 3 tetes larutan biuret dan mengamati perubahan yang terjadi

3.    Benedick :
memasukkan bahan makanan ke tabung reaksi sebanyak 1 cm, kemudian menetesi dengan larutan benedick sebanyak 5 tetes lalu dikocok dan dipanaskan dengan lampu spiritus selama 1 menit. Selanjutnya mengamati perubahan warna yang terjadi.

4.    Menguji kandungan lemak bahan makanan dengan cara mengoleskan pada kertas buram dan keringkan.

6.    Data
HASIL PENGAMATAN :

Tabel 1. hasil pengamatan warna





Jenis bahan
Reaksi perubahan warna
Lugol
Biuret
Benedick
1
Tempe
Kuning
Ungu
Coklat kekuningan
2
Kuning telur
Kuning
Coklat
Orange
3
Mentega
Orange
Kuning kehijauan
Kuning
4
Cairan bening
Orange
Orange muda / pink
Orange keruh
5
Air keruh
Biru dongker
Biru muda bening
Biru muda kehijauan



Tabel 2. hasil pengamatan zat

Jens bahan
Hasil uji makanan
Amilum
Protein
Glukosa
Lemak
1
Tempe
-
+
-
-
2
Kuning telur
-
+
-
-
3
Mentega
-
-
-
+



Keterangan :

1.    Jika larutan makanan diberi larutan lugol dan berubah menjadi biru tua maka larutan tersebut mengandung amilum

2.    Jika larutan makanan diberi larutan biuret dan berubah menjadi ungu maka larutan tersebut mengandung protein

3.    Jika larutan makanan diberi fehling A dan fehling B dan berubah menjadi merah bata maka larutan tersebut mengandung glukosa
Tabel 3. Hasil uji lemak

Keterangan :

1.    Jika larutan makanan diteteskan pada kertas HVS dan kertas HVS menjadi transparan maka terbukti larutan tersebut mengandung lemak


7. Analisa pengamatan :

Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui kandungan makanan, antara lain :

Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat(amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/ warna lembayung

Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada bahan makanan jika hasil reaksi tersebut menghasilkan warna merah bata.
Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram mudah menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada kertas buram setelah itu di panaskan di atas pembakar sepritus sehingga kandungan air mudah mongering, jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.

•    Uji Amilum
      Dari hasil pengamatan dengan melakukan penelitian dapat dilihat bahwa tidak ada zat makanan yang mengandung amilum dari jenis zat uji kandungan makanan diatas. Makanan yang mengandung sedikit amilum adalah tempe, kuning telur, jeruk, mentega.
 

•    Uji Protein

      Bahan makanan yang banyak mengandung protein adalah tempe. Makanan yang   mengandung sedikit protein adalah kuning telur dan mentega.

•    Uji Glukosa
      Bahan makanan yang banyak mengandung glukosa tidak ada.

•    Uji lemak
      Setelah itu di uji dengan kertas buram untuk melihat kadungan lemak nya. Bahan     makanan yang banyak mengandung lemak adalah mentega. Makanan yang mengandung sedikit lemak adalah tempe.

8.      Kesimpulan :

Dari percobaan tersebut dapat kita ketahui bahwa untuk menentukan ada tidaknya kandungan zat karbohidrat, protein, glukosa dan lemak pada makanan dapat kita ketahui dengan menguji makanan dengan uji lugol, uji biuret, larutan fehling dan uji lemak dengan kertas HVS buram.

      9. Saran :

 Perlu dilakukan percobaan lanjutan, tentang pengujian kandugan zat makanan


DAFTAR PUSTKA :

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi. Jakarta : Erlangga
Syamsuri Istamar, dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Malang : Erlangga
Tim LBB SSCintersolusi. 2012. TEXT BOOK SSCIntersolusi : SSCI
Pratiwi D. A. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

https://www.google.com/biologi( laporan uji makanan )/LAPORAN_PRAKTIKUM BIOLOGI TENTANG UJI ZAT MAKANAN _ RISKA_ULFA'S HOUSE.htm
Diakses : pada hari sabtu 23 Februari 2013

https://www.google.com /biologi ( laporan uji makanan )/Kandungan Gizi Berbagai Zat  Makanan _ HARIAN MEII.htm
Diakses : pada hari sabtu 23 Februari 2013

https://www.google.com/biologi ( laporan uji makanan )/Laporan Praktikum Uji Kandungan
Bahan Makanan ~ Agifebrian's Blog.htm
Diakses : pada hari sabtu 23 Februari 2013