TUGAS PRAKTIKUM KIMIA
Uji
Karbohidrat
Disusun oleh:
Adam Mughofir
Ardianti
Kusumawati
Sindi Puspita
Tressya
Lonica Yemeima Dara
SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
LAMPUNG
TENGAH
T.P
2016/2017
BAB I PENDAHULUAN
A. TOPIK DAN TUJUAN PERCOBAAN
I.
Topik
a. Uji
Karbohidrat
II.
Tujuan Percobaan
a.
Membedakan glukosa dengan
sukrosa
b.
Melakukan uji terhadap
selulosa dan amilum
B. DASAR TEORI
Energi
sangat diperlukan pada setiap langkah mahluk hidup, tanpa adanya energi berarti
tidak ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari makanan/pakan yang dikonsumsi
oleh ternak atau manusia digunakan untuk memnuhi kebutuhan energy, karena
reaksi anabolic dan katabolic dalam tubuh memerlukan energi.
Salah
satu dari berbagai macam sumber energy adalah karbohidrat. Karbohidrat
melingkupi senyawa-senyawa yang secara kimia berupa hidroksi aldehida dan
hidroksi keton. Karbohidrat adalah komponen utama dalam jaringan tanaman.
Karbohidrat diklasifikasikan dalam 5 jenis yaitu : monosakarida, disakarida,
trisakarida, polysakarida dan mixed poly sakarida. Karbohidrat merupakan makanan
sumber energi yang paling penting. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan
energi sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti
asam amino dan asam lemak esensial, tetapi makanan sehari-hari harus mengandung
sejumlah karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Semua karbohidrat yang dapat dimetabolisme glukosa.
Karbohidrat selain sebagai sumber energi otak, karbohidrat juga diperlukan
untuk menyediakan oksaloasetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan
asetil KoA diperlukan untuk memulai siklus TCA (Arne Dahlqvist dalam Olson et
al., 1987).
Karbohidrat adalah zat morganik utama yang
terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering
dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar.
Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah monosakarida (glukosa, fruktosa,
manosa), disakarida dan oligosakarida (sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa)
(Anggordi, 1973).
Pengujian
kualitatif karbohidrat dilakukan dengan uji molish (uji umum) untuk mengetahui
kandungan senyawa hidroksi metil furfural, uji benedict untuk mengetahui
kandungan gula pereduksi. Uji yang terakhir adalah dengan uji iod untuk
mengetahui kandungan pati suatu bahan makanan.
Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber ribosa untuk sintesis DNA dan RNA, serta dapat diubah
menjadi asam amino non esensial (Lehninger, 1993). Karbohidrat merupakan sumber
energi utama pada sebagian besar hewan herbivor atau omnivor (Gallego et al.,
1994).
Karbohidrat adalah zat-zat organik yang mengandung
zat karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dalam perbandingan yang
berbeda-beda. Zat hidrogen dan oksigen biasanya terdapat dalam karbohidrat
dalam perbandingan yang sama seperti dalam air.
Secara garis besar
karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;
· Monosakarida, terdiri atas 3-6 atom C
dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi
karbohidrat yg lebih sederhana.
· Disakarida, senyawanya terbentuk dari 2
molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dpt dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
· Polisakarida, senyawa yg terdiri dari
gabungan molekul2 monosakarida yg banyak jumlahnya, senyawa ini bisa
dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida.
Monosakarida
mengandung gugus keton atau aldosa. Awalan aldo- dan keto- menunjukan jenis
gugus aldehida atau keton di dalam suatu sakarida, sedangkan akhiran –osa
menunjukkan karbohidrat. Jumlah atom karbon dalam suatu karbohidrat ditunjukkan
dengan menggunakan tri, titra, penta, heksa, heksa dan seterusnya. Berdasarkan
jumlah atom karbon asimetri pembentuknya. Monosakarida dapat dioksidasi dengan
pereaksi Tollens, Br2/H2O , HNO3 dan HIO4.
Disakarida adalah suatu karbohidrat
yang jika dihidrolisis menghasilkan 2 molekul monosakarida seperti maltosa
dapat mereduksi Fehling atau Tollens sehingga disebut gula pereduksi.Polisakarida
adalah senyawa yang terdiri dari ratusan bahkan ribuan monomer monosakarida di
alam. Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tanaman sedangkan katun
yang berasal dari kapas merupakan selulosa meurni dengan rumus molekul (C5H10O5)n.
Pati terdapat pada beras, singkong, gandum, jagung, kentang dan sebagainya.
Terdiri dari 20% amilum dan 80% amilopektin. Glokogen mirip amilopektin tetapi
lebih sedikit percabangannya. Sangat penting perannya bagi manusa dan binatang,
yaitu sebagai cadangan energi bagi tubuhnya dan banyak disimpan pada hati dan
jaringan otot yang jarang digunakan untuk bergerak atau beraktifitas.
BAB II METODOLOGI
A.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Tabung
reaksi
2. Gelas
ukur
3. Kaca
arloji
4. Pipet
tetes
b. Bahan
1. Pereaksi fehling
2. Larutan glukosa 0,1 M
3. Larutan sukrosa 0,1 M
4.
Larutan iodin 0,1 M
5.
Larutan NaOH 6 M, H2S04
6.
Amilum, kapas, dan kertas saring
B.
LANGKAH
KERJA
· Pengamatan
I (Membedakan glukosa dengan sukrosa)
1. Memasukkan
2 mL larutan glukosa 0,1 M ke dalam tabung reaksi A dan 1 mL larutan sukrosa
0,1 M ke dalam reaksi B.
2. Menambahkan
1 mL pereaksi fehling ke dalam tabung reaksi A dan B.
3. Memanaskan
kedua campuran dalam tabung reaksi A dan B dalam pemanas air.
· Pengamatan
II (Melakukan uji terhadap selulosa dan amilum)
1. Menambahkan
3 tetes larutan iod pada kertas saring atau kapas dalam arloji
2. Kemudian
ganti kertas saring dengan amilum
3. Catat
perubahan yang terjadi
BAB III HASIL PENGAMATAN
A. DATA HASIL PERCOBAAN
·
Pengamatan I
No
|
Larutan
|
Sebelum di tambah
pereaksi fehling
|
Sesudah ditambah
pereaksi fehling
|
1.
|
Glukosa 0,1 M
|
Bening
|
Merah bata
|
2.
|
Sukrosa 0,1 M
|
Bening
|
Bening
|
·
Pengamatan II
No
|
Proses yang terjadi
|
Pengamatan
|
1
|
Kertas saring, kapas + larutan iod
|
Biru
|
2
|
Amilum + Larutan iod
|
Biru
|
A.
ANALISA
PENGAMATAN
·
Pengamatan I
Uji Fehling
bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam
pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH).
- Digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (glukosa dengan sukrosa)
- Uji positif ditandai dengan warna merah bata
·
Pengamatan II
a)
Amilum direaksikan dengan larutan iodium dihasilkan
larutan dan endapan biru tua, kemudian bening, dan kembali menjadi biru tua.
Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan literatur/teori yang ada bahwa
karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodium
dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya, yaitu
amilosa dengan iodium akan menghasilkan larutan berwarna biru, amilopeptin akan
berwarna merah violet, dan glikogen maupun dextrin akan menghasilkan warna
coklat. Pada reaksi hidrolisa amilum akan menghasilkan endapan merah bata.
Selanjutnya untuk reaksi amilum dengan pereaksi Benedict, maka akan dihasilkan
larutan biru muda.
b) Lalu
untuk larutan kanji atau amilum menunjukkan reaksi negatif eterhadap pereaksi
fehling. Hal
ini disebabkan karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi
positif terhadap pereaksi fehling. 7milum bukan gula pereduksi yang tidak
mempunyai gugus aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadioksidasi antara
amilum dan larutan fehling. sehingga tidak terbentuk endapan merah bata
dan larutan tetap bewarna biru meskipun telah dipanaskan
BAB IV PENUTUP
A.
KESIMPULAN
· Glukosa
merupakan gula pereduksi. Sedangkan amilum bukan merupakan gula pereduksi.
Kandungan gula pereduksi dapat ditunjukkan melalui pereaksi fehling.
· Proses
pemanasan berfungsi untuk mempercepat terbentuknya endapan.
· Endapan
merah bata dihasilkan semakin banyak dengan semakin meningkatnya konsentrasi
larutan.
· Endapan
merah bata yang dihasilkan merupakan senyawa CU2O
· Amilum
negatif terhadap pereaksi fehling.
· Pada polisakarida (amilum) yang bereaksi dengan yodium
akan membentuk larutan biru kehitaman sedangkan uji hidolisis amilum terbentuk
larutan bening jika direaksikan dengan HCl dan NaOH, sedangkan jika direaksikan
dengan benedict menjadi larutan biru tua.
B. SARAN
Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan
praktikum ini adalah sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna yang
ditimbulkan oleh tiap-tiap bahan makanan harus dilakukan dengan teliti dan
cermat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil praktikum.