Sabtu, 20 Februari 2016

Laporan kimia titik beku - Ardianti Kusumawati -



LAPORAN KIMIA

“TITIK BEKU”



Disusun oleh:

Adam Mughofir
Ardianti Kusumawati
Merlin erisza
Ni Nyoman Ervalna
Prasnadya Avivah Hertanti
Sindi puspita
Tressya Lonica Yemeima Dara



SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA TITIK BEKU

BAB I PENDAHULUAN

A.    TOPIK DAN TUJUAN  PERCOBAAN

I.                   Topik         

a.       Titik beku


II.                Tujuan Percobaan

a.       Menentukan titik beku larutan serta faktor yang mempengaruhinya
b.      Membandingkan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit


B.     DASAR TEORI

Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression).Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif. ΔTf = Titik beku pelarut – Titik beku larutan.
      
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligati larutan elektrolit. Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb. Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:
ΔTb                       = m x Kb
ΔTf                        = m x Kf
Dengan  :  ΔTb      = Kenaikan titik didih larutan
ΔTf                         = Penurunan titik beku larutan
Kb                         = kanaikan titik didih molal
Kf                           = penurunan titik beku molal
M                            = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding dengan massa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan. (Modul Praktikum Kimia Dasar I)


BAB II METODOLOGI

A.    ALAT DAN BAHAN


           a. Alat                                                   
                       
1.      Neraca                                                
2.      Gelas kimia                                        
3.      Pengaduk kaca                                   
4.      Sendok                                               
5.      Termometer
6.      Tabung reaksi
7.      Rak tabung reaksi

          b. Bahan
      1. Air suling
      2. Es tawar                       
3. Urea (CO(NH2)2))
4. Garam dapur


B.     LANGKAH KERJA

1.      Membuat larutan yang ada dibawah ini dengan 10mL utuk setiap larutan
a.       Larutan 1: 0,30 gram urea
b.      Larutan 2: 0,60 gram urea
c.       Larutan 3: 0,2925 gram garam dapur
d.      Larutan 4: 0,585 gram garam dapur
e.       Larutan 5: akuades
2.      Memasukan butiran- butiran es kecil ke dalam gelas kimia sampai kira- kira tiga perempatnya dan menambahkan 8 sendok makan garam dapur kasar, kemudian diaduk (campuran ini adalah campuran pendingin)
3.      Mengisi tabung reaksi dengan air setinggi ±3 cm. Memasukan tabung reaksi ke dalam campuran pendingin, dan aduk dengan pengaduk naik turun sampai air membeku seluruhnya
4.      Angkat tabung reaksi, lalu ganti pengaduk dengan termometer dan ukur suhu saat kesetimbangan cair dan es
5.      Ulangi untuk langkah ke 3 dan 4 dengan larutan- larutan yang telah dibuat pada langkah 1

BAB III HASIL PENGAMATAN
A.    DATA HASIL PERCOBAAN



No

Zat terlarut

Titik beku


Perbedaan titik beku


Rumus

Massa

Mol

kemolalan

Air

Larutan
1.

CO(NH2)2

0,30 gram

0,5

0,00005

0oC

-5o C

5
2.

CO(NH2)2

0,60 gram

1

0,0001

0o C

-1o C

1
3.

NaCl

0,2925 gram

0,5

0,00005

0o C

-3o C

3
4.

NaCl

0,585 gram

1

0,0001

0oC

-5o C

5

A.     ANALISA DATA

1.      Bagaimanakah titik beku larutan dibanding  titik beku pelarut murni (air) ?

Jawab : Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut     
    murni hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku
    terlebih dahulu baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan
    membeku lebih lama dari pada pelarut.



BAB IV PENUTUP

A.    KESIMPULAN


1. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan wujud zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.

B.     SARAN

1.      Lebih teliti dalam mengamati angka pada thermometer agar hasilnya lebih benar
2.      Lebih cermat dalam menimbang garam dapur dan urea agar memperoleh hasil yang sesuai. 
3.      Sebaiknya dalam mengukur suhu menggunakan thermometer yang lebih objektif.