LAPORAN KIMIA
“TITIK BEKU”
Disusun oleh:
Adam Mughofir
Ardianti Kusumawati
Merlin erisza
Ni Nyoman Ervalna
Prasnadya Avivah Hertanti
Sindi puspita
Tressya Lonica Yemeima Dara
SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
LAMPUNG TENGAH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA TITIK BEKU
BAB I PENDAHULUAN
A. TOPIK DAN TUJUAN PERCOBAAN
I.
Topik
a. Titik beku
II.
Tujuan Percobaan
a.
Menentukan titik beku
larutan serta faktor yang mempengaruhinya
b.
Membandingkan titik beku
larutan elektrolit dan non elektrolit
B. DASAR TEORI
Titik beku adalah suhu pada pelarut
tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm,
air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan
tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression).Pada
percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada
jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh
karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif. ΔTf = Titik beku pelarut – Titik beku
larutan.
Penurunan titik beku adalah selisih
antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan
lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang
kita tahu adalah 00C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula
yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama
dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC
itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat
terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka
akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Sifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata
hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila
suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu
larutan yang mengalami:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan
ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah
partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.Hal ini dikarenakan
larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit
tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligati larutan
elektrolit. Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan
dapat mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap
larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat
terlarut tersebut juga akan mengakibatkan kanaikan titik didih dan penurunan
titik beku larutan. Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap
larutan, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan yang mengandung
zat terlarut tidak mudah menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non
elektrolit), sebanding dengan banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya
kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut kenaikan titik didih molal, Kb.
Sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1 molal disebut penurunan titik
beku molal, Kf. Untuk larutan encer berlaku:
ΔTb =
m x Kb
ΔTf
= m x Kf
Dengan : ΔTb
= Kenaikan titik didih larutan
ΔTf = Penurunan titik beku larutan
Kb
= kanaikan titik didih molal
Kf = penurunan titik beku molal
M = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang
sejenis sebanding dengan massa zat terlarut dan berbanding dengan massa molekul
zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan massa zat pelarut diketahui, maka
massa molekul zat terlarut dapat ditentukan berdasarkan sifat koligatif suatu
larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat
terlarut tidak mudah menguap dan dapat mengalami disosiasi (larutan
elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik didih, dan
penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajad disosiasi larutan. (Modul
Praktikum Kimia Dasar I)
BAB II METODOLOGI
A.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Neraca
2. Gelas
kimia
3. Pengaduk
kaca
4. Sendok
5. Termometer
6. Tabung
reaksi
7. Rak
tabung reaksi
b. Bahan
1. Air suling
2. Es tawar
3.
Urea (CO(NH2)2))
4.
Garam dapur
B.
LANGKAH
KERJA
1. Membuat
larutan yang ada dibawah ini dengan 10mL utuk setiap larutan
a. Larutan
1: 0,30 gram urea
b. Larutan
2: 0,60 gram urea
c. Larutan
3: 0,2925 gram garam dapur
d. Larutan
4: 0,585 gram garam dapur
e. Larutan
5: akuades
2. Memasukan
butiran- butiran es kecil ke dalam gelas kimia sampai kira- kira tiga
perempatnya dan menambahkan 8 sendok makan garam dapur kasar, kemudian diaduk (campuran
ini adalah campuran pendingin)
3. Mengisi
tabung reaksi dengan air setinggi ±3 cm. Memasukan tabung reaksi ke dalam
campuran pendingin, dan aduk dengan pengaduk naik turun sampai air membeku
seluruhnya
4. Angkat
tabung reaksi, lalu ganti pengaduk dengan termometer dan ukur suhu saat kesetimbangan
cair dan es
5. Ulangi
untuk langkah ke 3 dan 4 dengan larutan- larutan yang telah dibuat pada langkah
1
BAB III HASIL PENGAMATAN
A. DATA HASIL PERCOBAAN
No
|
Zat terlarut
|
Titik beku
|
Perbedaan titik beku
|
||||
|
Rumus
|
Massa
|
Mol
|
kemolalan
|
Air
|
Larutan
|
|
1.
|
CO(NH2)2
|
0,30 gram
|
0,5
|
0,00005
|
0oC
|
-5o C
|
5
|
2.
|
CO(NH2)2
|
0,60 gram
|
1
|
0,0001
|
0o C
|
-1o C
|
1
|
3.
|
NaCl
|
0,2925 gram
|
0,5
|
0,00005
|
0o C
|
-3o C
|
3
|
4.
|
NaCl
|
0,585 gram
|
1
|
0,0001
|
0oC
|
-5o
C
|
5
|
A. ANALISA
DATA
1.
Bagaimanakah
titik beku larutan dibanding titik beku
pelarut murni (air) ?
Jawab : Titik beku larutan lebih rendah dari pada
titik beku pelarut
murni hal
ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku
terlebih
dahulu baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan
membeku
lebih lama dari pada pelarut.
BAB IV PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Titik beku larutan
lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan wujud zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan wujud zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.
B. SARAN
1.
Lebih teliti dalam mengamati angka pada thermometer agar
hasilnya lebih benar
2.
Lebih cermat dalam menimbang garam dapur dan urea agar memperoleh
hasil yang sesuai.
3.
Sebaiknya dalam mengukur suhu menggunakan thermometer yang
lebih objektif.